Tumbuhan pekarangan


SISTEMATIKA :
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: Mangifera indica L. ( Rukmana, 1997)

DISKRIPSI

Habitat
Habitat Mangifera indica L berdasarkan pengamatan adalah di dataran rendah dengan jarak  mata air 100 meter, keadaan tanahnya subur dan juga gembur. Kelembapan nya rendah dengan pencahayaan matahari yang cukup, sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung secara sempurna. Jarak mangifera indica L dengan taman lain cukup baik yakni 3 meter.

Tanaman Mangga dapat tumbuh dan berproduksi di daerah tropik maupun sub-tropik. Di daerah tropik Indonesia mangga tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl namun paling optimal pada ketinggian 300 m dpl dan iklimnya kering. Unsur penting bagi tanaman mangga adalah curah hujan, suhu (temperatur), dan angin. Tanaman mangga membutuhkan pergantian musim kemarau dan hujan yang nyata. Yakni sedikitnya 4-6 bulan kering, dan curah hujan 1000 mm/tahun atau kurang dari 60 mmm/bulan atau selama jangka waktu musim kering mempengaruhi fase repoduktif. Pembungaan mangga membutuhkan bulan kering selama 3-5 bulan karena keluarnya bunga mangga terjadi 1,5 – 2 bulan sesudah awal musim kering. Sedangkan pembuahan membutuhkan minimal 1 bulan kering setelah pembungaan.(Rukmana, 1997).

Suhu udara yang ideal adalah antara 270-340 C dan tidak ada angin kencang atau angin panas. Disamping itu, untuk mendapatkan produksi yang optimal, tanaman mangga membutuhkan penyinaran antara 50%-80%.
Di daerah yang tipe iklimnya basah, mangga sedikit sekali berbuah dan rasanya cenderung masam, serta tanaman mudah terserang penyakit mati pucuk oleh cendawan Gloeosporium mangifera.Curah hujan yang tinggi atau angin kencang pada pembungaan atau pembuahan dapat menyebabkan gugurnya bunga atau buah. Mangga pada umumnya cocok ditanam di daerah yang beriklim kering, namun beberapa jenis atau varietas dapat beradaptasi di daerah yang beriklim basah. Mangga Kemang, Gedong, Cengkir banyak ditanam di daerah Cirebon dan

Idramayu yang iklimnya basah.Mangga varietas unggul seperti Arumanis 143, Manalagi 69, dan Golek 31 tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah yang beriklim kering. Daerah-daerah yang mempunyai kondisi iklim kering terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, seperti Sulawesi Tenggara, Lombok, Sumbawa, Kupang, dan lain lain. (Kusumo dan Tjiptosuhardjo. 1970).

Menurut Rukmana (1997), Temperatur untuk pertumbuhan optimimum tanaman mangga lebih kurang 24-270C. Pada suhu tersebut pertumbuhan vegetatif dan hasilnya juga sangat baik. Baik temperatur yang rendah, bagi tanaman mangga muda (umur 5 tahun) akan banyak menderita kerusakan. Namun ada beberapa jenis tanaman mangga yang masih tahan terhadap suhu rendah, tetapi tidak berproduksi dengan baik. Menurut pengamatan temperatur tanaman mangga masih dapat hidup adalah lebih kurang 4-100 C, tetapi temperatur yang baik untuk pertumbuhan dan produksi. Pada musim kemarau, jika temperatur mencapai lebih dari 45º C dan disertai angin kencang, dapat mengakibatkan luka bakar matahari pada buah. Untuk mengatasi hal ini, di tepi perkebunan mangga yang sering ditiup angin kencang harus diberi tanaman yang lebih tinggi dari pada pohon mangga, supaya dapat mematahkan kecepatan angin, misalnya ditanami Sengon laut. Pada temperatur kira-kira 45º C dengan kelembaban 15 persen ditempat yang terlidung, daun-daun dan buah yang masih kecil akan terpengaruh sebagian buah yang masih kecil akan rontok, sedangkan yang masih berkembang akan menjadi buah yang tidak berbiji. Pada temperatur maksimum lebih dari 44º C, tanaman mangga masih dapat hidup, tetapi hasilnya tidak begitu baik.

Curah Hujan keadaan volume curah hujan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman mangga dan proses produksi dan pembentukan bunga dan buah. Kalau pada musim bunga dan masa berbuah mulai masak tidak ada hujan, tanaman akan tumbuh dengan baik dan proses produksi akan berlangsung dengan baik pula. Sebaliknya, apabila waktu musim bunga, banyak turun hujan, berawan dan banyak kabut, proses pembentukan bunga akan terganggu. Disamping itu, keadaan tersebut akan merangsang timbulnya hama penyakit yang penyebarannya cepat sekali.Jadi pada prinsipnya curah hujan hanya diperlukan pada tidak musim bunga, yaitu pada masa pertumbuhan vegetatif untuk memacu pertumbuhan cabang, ranting, serta tunas-tunas baru. Jumlah curah hujan tidak begitu penting pada waktu musim bunga, tetapi kalau ternyata masih juga turun hujan sedikit justru baik untuk pertumbuhan bunga, sebab akam menciptakan suasana udara sejuk, tetapi tidak lembab. (Marhijanto: 1994).

Prosentase pembagian curah hujan setiap tahun sangat penting pengaruhnya terhadap proses pembungaan. Sebab masa primordial bunga akan terjadi setelah musim hujan, sekurang-kurangnya setiap tahun kira-kira 10.000 mm, dan musim kering lebih kurang 4-6 bulan dengan curah hujan rata-rata 60 mm/bulan. Jika dalam jangka waktu yang lama tidak ada hujan, maka areal pertanaman dapat dibantu dengan pengairan. Sebab kalau kondisi kadar air tanah terlalu kering, bunga mangga dapat menjadi layu dan akhirnya kering.
Beberapa pengaruh curah hujan yang kurang menguntungkan pada musim bunga adalah(Kusumo dan Tjiptosuhardjo. 1970):

a).      Air hujan akan mencuci butir-butir tepung sari, dan akhirnya tepungsari tersebut jatuh bersama air hujan.

b).     Hujan yang terlalu lebat biasa menyebabkan luka pada permukaan tubuh bunga, dan bahkan dapat merontokkan bunga.

c).      Volume curah hujan yang tinggi mengakibatkan udara menjadi lembab, sehingga menimbulkan serangan cendawan atau wereng mangga yang lebih hebat, akhirnya banyak bunga maupun buah yang rontok, dan panen   pun gagal.

d).     Selama hari-hari hujan, serangga penyerbuk tinggal diam, praktis mereka tidak melakukan penyerbukan karena tidak dapat terbang.

e).      Banyak embun dan kabut dapat menggagalkan pemanenan, karena       peristiwa ini juga mengakibatkan banyak bunga dan buah yang rontok  seperti pada waktu musim hujan.

Ketinggian Tempat Tanaman mangga dapat tumbuh sampai ketinggian tempat lebih kurang 1.300 m dpl. Akan tetapi didaerah yang tinggi. Produksinya tidak begitu banyak, dan kualitasnya pun tidak baik. Jika kita ingin mengusahakan tanaman mangga yang produksinya optimal, sebaiknya ditanam pada suatu areal yang memiliki ketinggian maksimal 500 m dpl. Masa berbunga tanaman mangga juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena negara Indonesia didaerah tropis pada posisi 110 LU atau 60 LS. Maka setiap kenaikan kira-kira 130 m, ditempat pohon mangga itu ditanam, masa pembungaan tanaman tersebut akan tertunda selam 4 hari. (Rukmana. 1997).

Keadaan Tanah tanaman mangga mempunyai daya penyesuaian tinggi terhadap berbagai jenis tanah. Di pantai utara Kraton dan Bangil (Jawa Timur) yang tanahnya berbelah-belah, termasuk jenis tanah sangat berat (Grumosol), tanaman  mangga dapat tumbuh baik. Untuk jenis tanah grumasol perlu dilakukan penutupan dengan mulsa jerami atau pemberian kompos dalam jumlah banyak untuk menahan penguapan.Pertumbuhan dan produksi mangga yang optimal membutuhkan jenis berpasir, lempung, atau agak liat. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman mangga adalah subur, gembur, banyak mengandung banyak bahan organik, drainasenya baik, dan pH optimum antara 5,5-6,0. Jenis tanah Aluvial seperti di Probolingga (Jawa Timur) mempunyai pengaruh baik terhadap kualitas buah. Tanaman mangga toleran terhadap kekeringan, namun untuk menjamin pertumbuhan dan produksi membutuhkan keadaan air tanah yang memadai. Air tanah yang ideal adalah tidak lebih dari 50 cm dari permukaan tanah. Apabila tidak ada sumber air, pengadaan air dapat dilakukan dengan cara menampung air hujan dalam bak-bak penampung. Selama masa pembesaran buah tanaman mangga amat diperlukan air, terutama pada musim kemarau. (Pracaya. 1990)

Habitus mangifera indica L berupa pohon besar, dengan diameter 30 cm dan bila lebih besar lagi. Tanaman mangga memiliki pohon yang tingginya      mencapai 10 m – 30 m atau lebih dan umurnya dapat mencapai puluhan tahun (Rukmana. 1997).

Akar
Akar mangifera indica L adalah akar tunggang, yang mana akar utamanya kelihatan dan menjulang ke bawah tanah. Akar nya selain berfungsi untuk penegak pohon ke tanah dan juga akarlah yang bertugas mencari maknana didalam tanah,misalkan air dan mineral-mineral.

Sistem akar tunggang, jika akar lembaga akan tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria) .Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tunbuhan biji belah (dicotyledoneae)  dan tumbuhan biji telanjang(gymnospermae) (Rukmana. 1997).

Batang

Batang mangifera indica L berbentuk silinder,dengan diameter 30 cm. batang mangifera indica L bercabang dua.Percabangannya mulai 1 meter dari atas tanah.

Batang tubuh tegak, kokoh, berkayu, dan berkulit agak tebal dan warnanya abu-abu kecoklatan, pecah-pecah serta mengandung cairan semacam damar. Percabangannya banyak yang tumbuh ke segala arah hingga tampak rimbun (Rukmana, 1997).)

Daun
Daun mangifera indica L berwarna hijau tua. Sedangkan yang masih kuncup adalah berwarna hijau muda. Bangun daun jorong, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, susunan tulang daun menyirip, daging daun perkamen. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja, lazimnya disebut daun bertangkai. Daun mangifera indica L termasuk daun tunggal.

Daun tubuh tunggal pada ranting, letaknya berseling-seling dan bertangkai panjang. Bentuk daun panjang-lonjong dengan bagian ujung meruncing. Permukaan sebelah bawah berwarna hijau-muda.(deneswari, 2012).

Tata letak daun mangga berseling, setiap buku terdapat satu daun. Ruasnya nyata, dengan rumus daun 2/5(dalam dua kali putaran didapatkan 5daun). Sudut diverdensi nya 2/5 x 360 =144.

Bunga
Bunga mangifera indica L  dalah bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryides atau inflorescentia centripetal) tandan (racemes atau botrys).  Tandan (racemes atau botrys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya. Kita dapat pula menyatakan, ibu tangakai bercabang, dan cabang-cabangnya masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya.

Bunga tersusun dalam rangkaian bunga (malai) tiap-tiap malai bunga dalam jumlah sangat banyak, yakni sekitar 1000-6000 kuntum, namun bunga yang berkembang menjadi buah sekitar 1%. Rendahnya prosentase bunga yang menjadi buah disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah, jumlah bunga jantan permalai amat banyak sekitar 90%, namun sel telur yang normal sangat rendah antara 5 %-10 %. Disamping itu, bunga jantan letaknya pada pangkal malai, sedangkan bunga sempurna dibagian ujung malai. Kedua kemampuan tumbuh tepung sari sangat rendah, yakni sekitar 1%-12% tidak sempurna (abnormal) hingga tidak mampu membuahi sel telur. Ketiga tidak terjadi penyerbukan akibat banyak turun hujan atau tidak ada lebah penyerbuk. (Rebin, 1999).
Buah
Buah mangifera indica L adalah buah sungguh(buah sejati) tunggal yang berdaging.

Buah mangga disebut buah batu dan memiliki bentuk beraneka ragam, antara lain bulat, bulat-pendek dengan ujung pipih, dan bulat panjang agak pipih. Susunan tubuh buah terdiri dari beberapa lapisan, yaitu: tangkai, pangkal buah, kulit buah, daging buah, serabut, biji, lukukan, paruh, pucuk buah.( Rukmana,1997).

Biji
Biji  mangifera indica L memiliki kulit biji (spermodermis) yang kasar , tali pusar(funiculus), dan inti biji atau isi biji(nucleus seminis). Bijinya dittutpi oleh buah nya. Jadi termasuk biji tertutup.

Biji(semen) salah satu alat perkembangbiakan pada tanaman. setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji(spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru(lembaga). Dengan dihasilkan biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ke tempat lain(tjitrosoepomo, 2005)

Mangfaat
Mangfaat mangifera indica L  selain buahnya bisa dimakan, juga bisa di jus. Mangga memang dikenal mengandung zat antioksidan yang menetralisasi radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh dan berujung pada masalah kesehatan seperti jantung, kanker, dan penuaan dini. Selain itu juga bida menyumpat pori-pori wajah. Kandungan zat besinya yang tinggi baik bagi ibu hamil dan penderita anemia. Mangga dapat melancarkan pencernaan karena mengandung enzim yang membentu mencerna protein. Mangga kaya akan kalium sehingga baik untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, mangga juga mengandung pektin, bahan serat yang dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam tubuh. Mangga kaya akan kalori dan karbohidrat yang menyehatkan serta menambah daya tahan tubuh. Beberapa penelitian menyatakan memakan mangga dapat memperkecil risiko terkena pembentukan batu ginjal. Buah ini juga kaya kan asam glutamin yakni protein penting untuk konsentrasi dan memori. Daripada mencamil keripik dan kue kering, lebih baik memakan irisan mangga sembari belajar. Meski secara tradisional tidak dianggap sebagai afrodisiak, mangga mengandung vitamin E yang membantung meningkatkan kehidupan seks seseorang. Vitamin E memang berfungsi mengatur hormon seks seseorang(deneswari, 2012).